Macam Macam Kalimat Versi Imriti


       لاِسِمٍ وَفِعْلٍ ثُمَّ حَرْفٍ تَنْقَسِمْ  وَهَذِهِ ثَلاَثُهَا هِيَ اْلكَلِمْ
Kalimat dibagi menjadi tiga, yaitu 1 kalimat isim, 2 kalimat fi’il, 3 kalimat huruf. Adapun kalim adalah susunan yang terdiri dari tiga kalimat.
      وَاْلقَوْلُ لَفْظٌ قَدْ أَفَادَ مُطْلَقاَ  كَقُمْ وَقَدْ وَإِنَّ زَيْدَا ارْتَقَى
Qoul yaitu lafadz yang berfaidah secara mutlaq (baik tersusun ataupun tidak, memberikan pengertian dengan sempurna atau belum). 
 
Keterangan versi percakapan
KELAS KEDUA
 
Dengan kebiasaan yang sudah berjalan di Madrasah, guru memulai kelas kedua dengan menanyakan materi yang sudah disampaikan pada pertemuan pertama kemudian masuk ke materi selanjutnya;
 
Guru    : Alhamdulillah, materi yang kemaren jangan sampai dilupakan ya anak-anak, untuk hari ini kita akan membahas materi tentang “pembagian kalimat” 

Siswa    : Ya pak..(saut semua siswa)

Guru    : Baik anak-anakku semua, kalau menulisnya sudah selesai, mari kita mulai untuk memahami pembagian kalimat atau macam-macam kalimat.
Tetapi sebelum kepembagian kalimat, kira-kira anak-anak ada yang tahu arti kalimat ? (Tanya guru)

Siswa    : Belum pak…
 
Guru    : Kalimat dalam bahasa Indonesia sama dengan “kata” seperti contoh “saya makan” maka pada contoh tersebut terdiri dari dua kata, yaitu saya dan makan. Begitu juga dalam bahasa arab kata adalah kalimat, kalimat berarti kata.

Guru    : Kalimat dalam bahasa arab terbagi menjadi tiga; satu kalimat isim (kata benda), dua kalimat fi’il (kata kerja), tiga kalimat huruf (kata bantu). Masih belum paham kan apa kalimat isim itu ?

Siswa    : Belum pak..

Guru    : Baik, kalimat isim adalah :
كَلِمَةٌ دَلَّتْ عَلَى مَعْنًى فِيْ نَفْسِهَا وَلَمْ تَقْتَرِنْ بِزَمَانٍ وَضْعًا
Yaitu kalimat (kata) yang menunjukkan makna dengan sendirinya (tanpa membutuhkan lafadz lain) dan tidak disertai zaman secara wadlo’
Contoh        : زَيْدٌ      (Zaid, nama orang)
                     مَسْجِدٌ    (Masjid, tempat ibadah)
Jadi pada contoh tersebut merupakan kalimat yang menunjukkan arti “nama orang” untuk memahami artinya tidak harus membutuhkan kalimat lain semua orang pasti tau, berbeda dengan kalimat huruf seperti فِيْ yang mempunyai arti “didalam” semua orang tidak akan paham maksud di dalam kecuali harus diapit dengan kalimat lain, menjadi “saya sholat didalam masjid” baru bisa dipahami, serta tidak mengandung waktu seperti sudah masjid akan masjid berbeda halnya dengan kalimat fi’il’ yang memiliki makna dan zaman/waktu seperti “saya sudah makan atau sedang/akan makan” yang selengkapnya akan dijelaskan nanti.

Guru    : Bagaimana anak-anak sudah bisa dipahami yah terkait pengertian kalimat isim

Siswa    : Sudah pak

Guru    : Alhamdulillah, kalau begitu kita lanjut ke pengertian kalimat fi’il yaitu :
كَلِمَةٌ دَلَّتْ عَلَى مَعْنًى فِيْ نَفْسِهَا مُقْتَرِنَةً بِأَحَدِ الْأَزْمِنَةِ الثَّلَاثَةِ وَضْعًا
Yaitu kalimat (kata) yang menunjukkan makna dengan sendirinya (tanpa membutuhkan lafadz lain) dengan disertai salah satu dari tiga zaman (madhi, hal dan istiqbal) secara wadlo’(asal cetaknya).
Siswa    : Maaf pak, maksud dari “madly, hal dan istiqbal” itu apa yah? (tanya salah satu siswa dengan penasaran)

Guru    : Baik anak-anak saya buatkan contoh dulu yah..!
•    أَكَلَ    : sudah makan
Lafadz ini menunjukkan arti makan disertai waktu madhi artinya waktu lampau atau sudah berlalu, kalau waktu makannya sudah berlalu maka disebut kalimat fi’il madhi, bukan hanya contoh makan tapi setiap kata kerja yang menunjukkan arti sudah seperti sudah tidur, sudah mandi sudah sholat dan sudah yang lain maka semua kata tersebut disebut kalimat apa anak-anak ? (tanya guru)

Siswa    : Fi’il madhi…….(jawab semua siswa dengan kompak)

Guru    : Contoh yang lain anak-anak yaitu :
•    يَأْكُلُ    : sedang/akan makan
Lafadz ini menunjukkan arti makan disertai waktu hal atau istiqbal artinya waktu hal yaitu waktu makannya sedang berlangsung, sedangkan istiqbal waktu makan akan berlangsung artinya belom makan tapi akan makan, bukan hanya contoh makan tapi setiap kata kerja yang menunjukkan arti sedang atau akan seperti sedang/akan tidur, sedang/akan mandi, sedang/akan sholat dan sedang/akan yang lain maka semua kata kerja tersebut disebut kalimat fi’il apa anak-anak ? (tanya guru yang kedua kalinya)

Siswa    : Fi’il mudlori’…..(jawab semua siswa dengan suara yang lebih keras dari yang pertama)

Guru    : “Wah bisa rusak kuping pak guru nih kalau begini terus” (canda guru)

Siswa    : Hahahaha (siswa-siswa pada ketawa)

Guru    : Baik anak-anak contoh yang ketiga yaitu :
كُلْ    : makanlah !
Lafadz ini menunjukkan arti makan disertai waktu hal (sedang dilaksanakan) kalau melihat perintahnya dan memiliki waktu istiqbal (akan dilaksanakan) kalau melihat wujudnya pekerjaan. Jadi untuk kata kerja yang memiliki makna dan bersifat perintah maka disebutkalimat fi’il amar..

Guru    : Gampang kan anak-anak terkait pengertian kalimat fi’il ?

Siswa    : Iya pak..

Guru    : Adapun kalimat huruf seperti yang sempat bapak singgung tadi yaitu :
كَلِمَةٌ دَلَّتْ عَلَى مَعْنًى فِيْ غَيْرِهَا
Yaitu kalimah yang menunjukkan makna apabila digabungkan dengan kalimat lainnya (tidak bisa berdiri sendiri)
Semisal lafadz مِنْ lafadz ini bisa menunjukkan makna ibtida’ (memulai) bila digabungkan dengan kalimat lain
Contoh :
سِرْتُ مِنَ الْبَيْتِ اِلَى الْمَدْرَسَةِ  (Saya berjalan mulai dari rumah sampai ke madrasah)

Guru    : Gampang yah ini anak-anak ? (Tanya guru)

Siswa    : Iya bapak, tapi kalim itu apa bapak?

Guru    : Ohhh ya ya kalau kalim sebagaimana dalam bait imritinya “وَهَذِهِ ثَلاَثُهَا هِيَ اْلكَلِمْ
” yaitu berkumpulnya tiga kalimat (isim, fi’il dan huruf) atau lebih, sama macam/jenisnya atau tidak. Contoh :
Kumpulnya kalimat yang berfaidah dan sama macamnya.
زَيْدٌ ضَارِبٌ عَمْرًا  (Zaid memukul Amr)
Lah contoh ini disebut kalim anak-anak karena apa ? (tanya guru)

Siswa    : Karena pada contoh tersebut kumpul tiga kalimat isim pak. (jawab salahsatu siswa)

Guru    : 100… jawaban benar anak-anak. Tepuk tangan dong…! (seru guru memberikan apresiasi)

Siswa    : Plak plak plak plak (suara tepuk tangan)

Guru    : Ada juga, kumpulnya kalimat yang tidak berfaidah dan tidak sama macamnya/jenisnya juga disebut kalim.
Contoh    :
إِنْ قَامَ زَيْدٌ (apabila Zaid berdiri)
Untuk contoh ini lafadznya gak berfaidah karena masih membutuhkan jawaban, dan pada contoh tersebut berkumpul tiga mcam kalimat pa saja anak-anak ?

Siswa    : إِنْ kalimat huruf, قَامَ kalimat fi’il, زَيْدٌ kalimat isim.

Guru    : Oh ya anak-anak yang terakhir nih, yaitu qoul, apa qoul ?
Qoul adalah lafadz yang berfaidah (mengandung makna) secara mutlak baik tersusun atau tidak, memberikan pengertian sempurna atau belum.
Kesimpulannya : kalam, kalim dan kalimat itu juga bisa disebut qoul tapi qoul belom tentu bisa disebut kalam karena harus memenuhi syarat kalam…artinya qoul sifatnya lebih umum, karena mencakup ketiganya. Gimana bisa dipahami kan ?

Siswa    : Bisa pak..!

Guru     : Alahamdullah..bapak anggap untuk pertemuan hari ini sudah selesai semoga materi-materi yang bapak sampaikan tidak dilupakan, besok kita ulas sedikit sebelum ke materi yang baru, dan kita akhiri dengan bacaan doa bersama…
BACA JUGA : Kalam dan Kalimat versi Imriti
Siswa    : Membaca doa bersama 

PPSD-Paciran-Lamongan


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Macam Macam Kalimat Versi Imriti"

Post a Comment

hay Shobat Belajar Nahwu Santuy, Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan. atau dapat request tema..