Lafadz إِذْ dan إِذَا

إِذْ

Ada 4 kedudukan pada lafadz  إِذْ
1.      Menunjukkan isim zaman madhi (nama waktu yang lampau)
         contoh : فَقَدْ نَصَرَهُ اللهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا (Q.S At Tauba 40)

2.      Menunjukkan isim zaman mustaqbal (nama waktu yang akan dilakukan)
         Contoh : يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (Q.S At Tabari 4)

3.      Menunjukkan alasan (ta’lil)
         Contoh :   وَلَن يَنفَعَكُمُ الْيَوْمَ إِذ ظَّلَمْتُمْ أَنَّكُمْ فِي الْعَذَابِ مُشْتَرِكُونَ (Q.S Az Zukhruf 39)

4.      Menunjukkan hal yang datang secara tiba-tiba (mufaja’ah) dan ini diperkuat oleh imam Sibawaih dengan syarat jatuh setelah lafad بَيْنَمَا atau بَيْنَا
         Contoh : فَبَيْنَمَا الْعُسْرُ اِذْ دَارَتْ مَياَسِيْرُ

(مغني جزء 1 صـــ 74)


إِذَا

Ada 2 kedudukan pada lafadz إِذَا

1.      Menunjukkan arti dzorof untuk zaman mustqbal (waktu akan datangnya suatu pekerjaan), lumrahnya (الغالب) mengandung ma’na syarat. Hal ini hanya dikhususnya untuk jumlah fi’liyah.
Contoh : ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمْ دَعْوَةً مِّنَ ٱلْأَرْضِ إِذَآ أَنتُمْ تَخْرُجُونَ (Q.S Ar Ruum 25)

Keluar dari lumrahnya (غير الغالب) lafadz إِذْ menunjukkan arti dzorof untuk zaman madhi (waktu lampau/sudah terjadinya suatu pekerjaan) secara mutlak.
Contoh : وَإِذَا رَأَوْا تِجَارَةً أَوْ لَهْوًا انفَضُّوا إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَائِمًا (Q.S Al Jumu’a 11)

Bias juga menunjukkan arti dzorof untuk zaman hal (waktu sedang terjadinya suatu pekerjaan), dengan syarat jatuh setelah qosam (sumpah),
Contoh : وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَىٰ (Q.S An Najm 1)

dan tidak diperuntukkaan untuk syarat.
Contoh : وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ (Q.S Ash Shuro 37).

2.      Menunjukkan hal yang datang secara tiba-tiba (mufaja’ah), hal ini khusus masuk pada jumlah ismiyah dan tidak membutuhkan jawab serta tidak berada pada sodar kalam (permulaan kalimat) adapun maknanya mengandung zaman hal buka istiqbal.
Contoh : خَرَجْتُ فَإذا اَلأَسَدُ بِالْبَابِ

NB: Syaikh Muhammad A’laisy berkata “terjadi perbedaan pendapat antara Ulama’ dalam menentukan kedudukan fa’ yang masuk pada lafadz إِذَا sebagai berikut :
  •  Imam Mazani berpendapat bahwa fa’ yang masuk pada lafadz إِذَا merupakan fa’ zaidah (tambahan).
  •   Imam Zajjad berpendapat bahwa fa’ sebagai robhitoh (penghubung) sebagaimana dalam jawab syarat.
Baca Juga : I'rob lafadz إذًا أوْ إِذَنْ
(كفاية الأصحاب صــــ32)





PPSD. Lamongan-Paciran-Drajad

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Lafadz إِذْ dan إِذَا"

  1. Assalamualaikum tadz, mengapa hanya membahas ttg zaman tdk pada tempa المكان? Mohon pencerahan nya.

    ReplyDelete

hay Shobat Belajar Nahwu Santuy, Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan. atau dapat request tema..