lafadz ان


لفظ إِنْ

Ada empat kedudukan pada lafadz إِنْ

1. إِنْ syarat dan إِنْ yang menjazemkan fi’il mudlori’ dua, fi’il mudlori’ yang pertama disebut fi’il syarat sedangkan fi’il mudlori’ yang kedua disebut jawab syarat. Contoh : إِنْ يُنْتَهُوْا يُغْفَرْ لَهُمْ (QS. Al Anfal 38).
I’rob :  إِنْ huruf syarat dan menjazemkan fi’il mudlori’, mabni sukun dan tidak mempunyai mahal i’rob. Lafadz يُنْتَهُوْا berupa kalimat fi’il mudlori’ dibaca jazam sebagai fi’il syarat, tanda jazemnya dengan membuang nun, sebab berupa af’alul khomsah. Wawu berupa dlomir muttasil, mabni sukun dan mahal rafa’ sebab menjadi fa’il. Lafadz يُغْفَرْ berupa fi’il mudlori mabni majhul, dibaca jazem sebagai jawab syarat. Tanda jazemnya dengan sukun sebab berupa fi’il mudori’ yang sohih akhir.

2. إِنْ nafiyah, bermakna مَا, beramal sebagaimana lafadz لَيْسَ yaitu merafa’kan mubtada’ dan menasabkan khobar. Lafadz إِنْ masuk pada jumlah ismiyah. Seperti perkataan kiai syair :
إِنِ الْمَرْءُ مَيِتًا باِنْقِضاَءِ حَيَاتِهِ
I’rob : إِنْ huruf nafi, beramal seperti amalnya لَيْسَ, mabni sukun dan tidak memiliki mahal i’rob. Lafadz الْمَرْءُ dibaca rofa’ sebab berupa isimnya lafadz إِنْ, tanda rofa’nya dengan dlommah yang jelas, sebab berupa isim mufrad. Lafadz مَيِتًا dibaca nashab sebab menjadi khobarnya إِنْ, tanda nashabnya dengan fatha yang jelas, sebab berupa isim mufrad.
BACA JUGA : lafadz أَيْ

3. إِنْ mukhoffafah dari lafadz إِنَّ 
إِنْ mukhoffafah ini masuk pada jumlah ismiyah dan biasanya keadaanya di ihmalkan (tidak beramal). Contoh : إِنِ الْعَدْلُ لَقَائِمٌ

Dan terkadang إِنْ mukhoffafah ini masuk pada jumlah fi’liyah dan wajib keadaanya di ihmalkan (tidak beramal). Contoh : وَإِنْ كَانَتْ لَكَبِيْرَةً إِلاَّ عَلَى اللَّذِيْنَ هَذَى اللهُ

4. إِنْ zaidah (tambahan) 
إِنْ zaidah ini kebanyakan jatuh setelah beberapa tempat diantaranya :

a. مَا ناَفِيْ yang beramal seperti amalnya لَيْسَ, dan إِنْ ini bisa mencegah beramalnya مَا itupun kalau إِنْ zaidah masuk pada jumlah ismiyah. Contoh : مَا إِنْ خَالِدٌ كَرِيْمٌ
I’rob : مَا nafi berupa saudaranya لَيْسَ, tidak beramal karena adanya إِنْ zaidah, مَاmabni sukun, tidak memiliki mahal i’rob. إِنْ huruf washal zaidah, mabni sukun dan tidak memiliki mahal i’rob. Lafadz خَالِدٌ dibaca rofa’ menjadi mubtada’ tanda rofa’nya dengan dlommah yang jelas. Lafadz كَرِيْمٌ dibaca rofa’ menjadi khobar dari lafadz خَالِدٌ, tanda rofa’nya dengan dlommah yang jelas.

b. مَا مَصْدَرِيَةْ الزَّمَانِيَّةْ contoh : سَأُحَارِبُ الْبَاطِلَ مَا إِنْ عِشْتُ

c. مَا الْمَوْصُوْلِيَّةْ الإِسْمِيَّةْ contoh : أَخَذْتُ مَا إِنْ ضَرَّنِيْ

d. Terdapat sebelum jumlah fi’liyah, contoh : مَا إِنْ شَاهَدَنِيْ حَتَّى انْدَفَعَ إِلَيَّ
BACA JUGA : Tanda-tanda kalimat fi'il

معجم المفصل ص 74-75

PPSD-Paciran-Lamongan

Subscribe to receive free email updates:

3 Responses to "lafadz ان"

  1. Assalamualaikum, mohon izin bagai mana cara mengerab lafadz
    ان التصريف

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa baca inna bisa juga anna,
      I'rab inna amil nawasikh menasabkan isim dan merafa'kan khobar, lafadz attashrifa dibaca nashab menjadi isimnya inna.

      Delete
  2. Izin bertanya ustadz, misal contoh اِنْ كَانَتْ، itu inn nya termasuk inn apa nggih?

    ReplyDelete

hay Shobat Belajar Nahwu Santuy, Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan. atau dapat request tema..