Tanda-tanda kalimat fi'il versi percakapan



وَاْلفِعْلُ يُعْرَفُ بِقَدْ وَالسِّيْنِ وَسَوْفَ وَتاَءِ التَّأْنِيْثِ السَّاكِنَةِ
Kalimat fi’il bisa diketahui dengan adanya empat alamat/tanda.
1.      Adanya قَدْ
2.      Adanya سِينْ
3.      Adanya   سَوْفَ
4.      Adanya   تاَءْ تَأْنِيْثْ ساَكِنَةْ

Penjelasan :
Ngabuburit

Fathur     : Li Ayo bareng-bareng cari takjil. (isi WA fathur kepada Suhli)

Suhli        : Siap ndan..suatu yang ditunggu-tinggu nih..meluncur…. he (jawaban Wa Suhli)

Fathur     : Lah kok sudah disini ? (merasa kaget dengan kedatagan Suhli yang begitu cepat)

Suhli       : Iya ndan, sebelum komandan sms sebenarnya saya sudah mau nagajak sampeyan juga, lah kok barengan. He (sambil tersenyum)

Fathur     : Wah cocok iki pasti ono karepe..

Suhli        : Tahu aja sampean ndan,sambil lalu ngelanjutin pembahasan kemaren juga ndan…

Fathur     : Wah ini ceritanya ngabuburit apa bahas nahwu ?

Suhli       : Kata pepatah ndan.. “menyelam sambil minum air” ngabuburit dapat, belajar nahwu juga yah dapat. Jadi dapat dua-duanya. Haha (ketawa lepas)

Fathur     : Sip sip…tapi yang jelasin kamu yah, aku bagian yang tanya aja..

Suhli      : Wah begini ini yang membuat saya tertantang, was was salah ndan..tapi nanti diperbaiki yah ndan kalau ada yang salah…!

Fathur     : Tenang…masak dibiarin tersesat ya gak kan ?…hehe

Suhli        :   Emmmm, dimulai dari tanda-tanda fi’il yah ndan ?

Fathur     : Ya ya ya…nanti keburu maghrib loh…!

Suhli       : Ok, kalimat fi’il itu bisa diketahui dengan adanya tanda-tanda yang menunjukkan kefi’ilannya lafadz, maksudnya saya bisa menunjukkan ini kalimat fi’il lohhh. Tanda-tandanya apa ? pertama adanya قَدْ kedua adanya سِينْ ketiga adanya   سَوْفَ ke’empat adanya   تاَءْ تَأْنِيْثْ ساَكِنَةْ.

Fathur     : Coba di perinci pelan-pelan Li, fi’il kan ada tiga, terus tanda-tanda fi’il madli yang mana ? yang tanda-tanda fi’il mudlori’ dan fi’il amar juga yang mana? 

Suhli        : Ehhh ya ndan..kan belom selesai…(gaya nantang)

Fathur     : Ooook lanjut…!

Suhli        : Kalau fi’il madli tanda-tandanya yaitu : Pertama, adanya تَأْ تَأْنِيْثْ سَاكِيْنَةْ

Fathur     : تَأْ تَأْنِيْثْ سَاكِيْنَةْ itu apa diperjelas dong !

Suhli        : Emmmm, ya ta’ ta’nits sakinah. Haha (dengan rasa kebingungan). Apa ya ndan ?

Fathur  : تَأْ تَأْنِيْثْ سَاكِيْنَةْ itu ta’ berharokat sukun, yang menunju’kan bahwa failnya muannats/perempuan. Contoh : قَامَتْ هِنْدٌ (Hindun telah berdiri). Jadi ta’ pada lafadz قَامَتْ menunjukkan bahwa هِنْدٌ berjenis muannats alias perempuan. Sehinnga lafadz قَامَتْ disebut fi’il madli alasannya ?

Suhli        : Ya karena adanya ta’ ta’nits sakinah tadi ndan…

Fathur     : Baguss…lanjut dah..

Suhli        : Emmmm gitu… (sambil mengangguk-nganggukkan kepala) ..ok ok lanjut.

Kedua, adanya قَدْ contoh : قَدْ قَالَ زَيْدٌ (sungguh Zaid telah berkata). Jadi pada lafadz قَالَ disebut dengan kalimat fi’il madli. Alasannya yang jelas karena dimasuki قَدْ. Benar kan ndan..?

Fathur     : Good job..(dengan mengankat jempol kanannya). Lanjut ke tanda-tanda fi’il mudlori’ Li..

Suhli        : Ok ndan.. kalau fi’il mudlori’ tanda-tandanya yaitu :
Pertama, Adanya سِينْ, contoh : سَيَرْجِعُ زَيْدٌ (Zaid akan pulang) jadi lafadz يَرْجِعُ disebut fi’il mudlori’ karena kemasukan سِينْ.

Fathur     : Bentar-bentar (dengan menyela-nyela penjelasan Suhli) tak tambahi dulu. سِينْ yang menjadi tanda-tanda fi’il mudlori’ disebut dengan سِينْ تَنْفِيسْ.

Suhli        : Apa itu ndan..?

Fathur     : سِينْ تَنْفِيسْ itu adalah sin yang keberadaannya khusus masuk pada fi’il mudlori’, guna menjadikan fi’il mudlori’ menunjukkan zaman istiqbal (waktu yang akan datang).
Contoh nih,سَيَرْجِعُ زَيْدٌ  lafadz يَرْجِعُ sebelum kemasukan sin artinya mungkin “sedang pulang atau akan pulang, setelah dimasukin سِينْ تَنْفِيسْ maka maknanya dipastikan menjadi “akan pulang”.

Suhli        : Oh sip sip..lanjut yah..

Fathur     : Ok

Suhli        : Kedua, adanya سَوْفَ

Fathur     : سَوْفَ تَسْوِيفْ

Suhli        : سَوْفَ تَنْسِيفْ

Fathur     : سَوْفَ تَسْوِيفْ bukan تَنْسِيفْ..lah kok malah blepotan..

Suhli        : سَوْفَ تَسْوِيفْ سَوْفَ تَسْوِيفْ(dengan mengulang-ulangnya) hehe. سَوْفَ تَسْوِيفْ itu apa ndan ?

Fathur     : Sama aja dengan sin  tadi. Yaitu menjadikan fi’il mudlori’ menunjukkan zaman istiqbal. Hanya saja kalau سِينْ menunjukkan zaman istiqbal dekat, sedangkan سَوْفَ menunjukkan zaman istiqbal jauh (waktunya akan datang dan lebih jauh daripada sin). Dah lanjut lagi deh…!

Suhli        : Ok.
yang ketiga adanya قَدْ. Contoh : قَدْ يَقُوْمُ زَيْدٌ (terkadang Zaid berdiri). Artinya lafadz yang kemasukan قَدْ juga bisa disebut fi’il mudlori’. Cuma ndan kok … apa bedanya dengan قَدْ yang masuk pada fi’il madli tadi ? (merasa kebingungan)

Fathur     :  Ohhh ya sampek aku lupa menyebutnya tadi li…begini.. قَدْyang masuk pada fi’il madli sebenarnya mempunyai tiga makna, pertama, تَوَقُّعْ yaitu mengharap-harap terjadinya pekerjaan fa’il. Contoh : قَدْ قَدِمَ زَيْدٌ الْيَوْمَ (mudah-mudahan Zaid datang hari ini). Kedua, تَحْقِيقْ yaitu memperjelas atau menguatkan makna f’il. Contoh قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ (sungguh beruntung orang-orang yang beriman). Ketiga, تَقْرِيْبُهُ مِنَ الْحَالِ yaitu mendekatkan zaman madli pada zaman hal. Contoh : قَدْ وَصَلَ زَيْدٌ (Zaid hamper sampai)

Suhli        : Terus yang fi’il mudlori’ ndan..?

Fathur     : قَدْ yang masuk pada fi’il mudlori’ sebenarnya mempunyai empat makna, pertama, تَحْقِيقْ yaitu memperjelas atau menguatkan makna f’il mudlori’. Contoh : قَدْ يَعْلَمُ اللهُ (sungguh Allah mengetahui). Kedua, تَكْثِيرْ yaitu memperbanyak maknanya fi’il mudlori’. Contoh : قَدْ يَتَصَدَّقُ الْجَوَّادُ (orang dermawan sering/banyak sedekah). Ketiga. تَقْلِيلْ yaitu mempersedikit terjadinya pekerjaan fa’il. Contoh اَلْكَذُوْبُ قَدْ يَصْدِقُ (pembohong terkadang jujur). Keempat. تَوَقُّعْ yaitu mengharap-harap terjadinya pekerjaan fa’il. Contoh : قَدْ يَقْدِمُ زَيْدٌ الْيَوْمَ (mudah-mudahan Zaid dating hari ini). Gimana terlalu banyak ta? Haha

Suhli        : Ya ndan.. butuh waktu lama nih, tapi gak apa sudah saya catat semua kok..he (merasa PD)

Fathur     : Bagus lah..nanti sambil dinikmati aja kayak makan kurma..hehe lanjut aja dah nih dah mau buka loh..

Suhli        : Ok ok (dengan keburu) berarti tinggal tanda-tanda fi’il amar kan..?

Fathur     : Ya ya..

Suhli        : Kalau fi’il amar tanda-tandanya menunjukan arti perintah dan bisa menerima يَأْ مُؤَنَّثْ مُخَاطَبَةْ. Contoh : إِضْرِبْ (laki-laki !) dan إِضْرِبِيْ (perempuan !) itu aja kan ndan..?

Fathur     : Ya itu aja tapi tak tambah dikit, tapi kalau ada lafadz menunjukkan perintah, tapi tidak bisa menerima يَأْ مُؤَنَّثْ مُخَاطَبَةْ maka tidak disebut fi’il amar tetapi isim, seperti isim fi’il amar. Contoh : صَهْ  (diam !) mau tanya apa isim fi’il amar ? besok aja lah kita bersambung dulu, nih dah ditunggu istri, ya kalau kamu masih jomblo. Haha

Suhli        : Ok ok ndan..



PPSD-Paciran Lamongan

Subscribe to receive free email updates:

4 Responses to "Tanda-tanda kalimat fi'il versi percakapan"

hay Shobat Belajar Nahwu Santuy, Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan. atau dapat request tema..