Pembagian i'rob versi percakapan


(وَأَقْسَامُهُ أَرْبَعَةٌ رَفْعٌ وَنَصْبٌ وَخَفْضٌ وَجَزْمٌ) فَلِلْأَسْمَاءِ مِنْ ذَلِكَ الرَّفْعُ وَالنَّصْبُ وَاْلخَفْضُ وَلاَجَزْمَ فِيْهَا. وَلِلْأَفْعَالِ مِنْ ذَلِكَ الرَّفْعُ وَالنَّصْبُ وَاْلجَزْمُ وَلاَخَفْضَ فِيْهَا
I’rob dibagi menjadi empat. 1. I’rob rofa’. 2. I’rob nashob. 3. I’rob jar. 4. I’rob jazem. 
I’rob yang dimiliki kalimat isim hanya i’rob rofa, nashob dan jar. Sedangkan i’rob jazem tidak masuk padanya. Adapun i’rob yang dimiliki kalimat fi’il hanya i’rob rofa’, nashob dan jazem, sedangkan i’rob jar tidak bisa masuk padanya.

Penjelasan :
(Rehat)

Di siang bolong dengan suasana yang agak panas Kholil sedang bersantai di kamarnya sambil tiduran. Tiba-tiba Suhli datang mengagetkan Kholil yang sedang tiduran.

Suhli : Assalamualaikum lil… lagi apa itu kok enak nyuantai di kamar?

Kholil : Ini gelimbungan (bhs. jawa : tiduran), tidak ada kerjaan. Biasanya jam segini sudah tidur, lah ini kok gk bisa tidur.

Suhli : Lah itu baca-baca; emangnya baca apaan ?

Kholil : Ohhh, ini loh Li baca nahwu, yah seperti biasa membingungkan. He

Suhli : Emangnya bab apa yang dibaca ? coba dijelaskan, kok penasaran mana yang membuat kamu bingung ?

Kholil : Kemaren kan masalah pengertian i‘rob Li..sekarang coba kamu jelasin pembagian i’rob li ! 
Suhli : Lah kok malah aku lagi ?

Kholil : Yah sekalian kan biar istiqomah. (dengan gaya merayu) 

Suhli : Yah bolehlah hitung-hitung berbagi ilmu. Mau sedekah uang pun saya gak punya hehe

Kholil : Lah gitu dong..! 

Suhli : Jadi begini, sebenarnya i’rob itu terbagi menjadi empat, ada i’rob rofa’, i’rob nashob, i’rob jar, dan i’rob jazem. Kira-kira kamu paham rofa’, nashob, jar, dan jazem gak lil ?

Kholil : Ya paham lah, kalau rofa’ kan berharokat dlommah seperti lafadz زَيْدٌ, kalau nashob ya berharokat fathah seperti lafadz زَيْدًا, kalau jar ya berharokat kasroh seperti lafadz زَيْدٍ, dan jazem yah berharokat sukun seperti lafadz زَيدْ gitu aja kok reeepot ! (menirukan gaya Gus Dur)

Suhli : Hust ngawur..makanya dengerin dulu..gak ada I’rob jazem masuk pada kalimat isim. Gak ada lafadz زَيدْ dibaca jazem, soalnya masuknya hanya di fi’il bukan di isim. Nantilah saya simpulkan..

Kholil : Hehe berarti salah yah..ok deh saya dengerin dulu.. (tersipu malu)

Suhli : Jawaban tadi sebenarnya sudah benar tapi saya perjelas lagi Lil, soalnya masih kurang. Begini Lil, kalau ditanya rofa’ itu apa ? nashob itu apa, jar itu apa dan jazem itu apa? maka jawanya adalah seperti ini :
             Rofa’ itu suatu perubahan khusus yang ditandai dengan harokat dlommah (alamat asli) seperti contoh زَيْدٌ tadi. Atau ditandai dengan pengganti harokat dlommah yaitu wawu, alif dan tetapnya nun.
Wawu : جَاءَ الزَّيْدُوْنَ
Alif : جَاءَ الزَّيْدَانِ
Tetapnya nun : اَلْقَوْمُ يَذْهَبُوْنَ

Kholil : Terus yang nashob sekalian yang jazem ! hehe

Suhli : Ya ya santai tak narik nafas dulu..hem

Kholil : Hehe

Suhli : Nashob itu suatu perubahan khusus yang ditandai dengan harokat fathah (alamat asli) seperti contoh زَيْدًا tadi. Atau ditandai dengan pengganti harokat fathah yaitu alif, kasroh, ya’ dan membuang nun.
Alif : رَأَيْتُ أَبَاكَ
Karos : رَأَيْتُ الْهِنْدَاتِ
Ya’ : رَأَيْتُ الْمُسْلِمَيْنِ
Membuang nun: اَلْقَوْمُ لَنْ يَذْهَبُوْا
Jar itu suatu perubahan khusus yang ditandai dengan harokat kasroh (alamat asli) seperti contoh زَيْدٍ tadi. Atau ditandai dengan pengganti harokat kasroh yaitu fathah dan ya’.
Fathah : مَرَرْتُ بِأَحْمَدَ
Ya’ : مَرَرْتُ بِالْمُسْلِمَيْنِ
Jazem itu suatu perubahan khusus yang ditandai dengan harokat sukun (alamat asli) seperti contoh لَمْ يَذْهَبْ bukan زَيدْ loh ya... Atau ditandai dengan pengganti harokat sukun yaitu membuang nun dan membuang huruf illat.
Membuang nun           : اَلْقَوْمُ لَمْ يَذْهَبُوْا
Membuang huruf illat :  لَمْ يَرْمِ asalnya لَمْ يَرْمِيْ

Kholil : Kesimpulannya gimana Li ?

Suhli : Kesimpulannya begini Lil, dari I’rob yang macamnya ada empat tersebutkalau disimpulkan maka menjadi dua bagian : 
1. I’rob musytarok adalah i’rob yang bisa masuk pada kalimat isim dan kalimat fi’il yaitu i’rob rofa’ dan nashob.
Contoh
Isim : جَاءَ زَيْدٌ، رَأَيْتُ زَيْدًا
Fi’il    : يَضْرِبُ، لَنْ يَضْرِبَ
2. I’rob mukhtas adalah i’rob tertentu yang masuk pada kalimat isim atau kalimat fi’il saja, yaitu jar (khusus masuk pada kalimat isim) dan jazem (khusus masuk pada kalimat fi’il).
Contoh
Isim : مِنَ الْمَدْرَسَةِ، غُلاَمُ زَيْدٍ
Fi’il      : لَمْ يَضْرِبْ
Jadi kalau ditanya i’rob jar masuk pada kalimat apa, dan i’rob jazem masuk pada kalimat apa. jawabannya apa Lil ?

Kholil : Ya… i’rob jar hanya bisa masuk pada kalimat isim, otomatis tidak ada i’rob jar pada kalimat fi’il alias tidak ada fi’il dibaca jar. Begitu juga i’rob jazem  hanya bisa masuk pada kalimat fi’il, otomatis tidak ada i’rob jazem pada kalimat isim alias tidak ada isim dibaca jazem.

Suhli : Jozzz, gampang kan kalau tinggal menyimpulkan ? (bahasa menyindir)

Kholil : Hehe, tapi Li….kenapa yah kok i’rob jar khusus masuk pada kalimat isim dan tidak masuk pada kalimat fi’il, begitu juga i’rob jazem hanya masuk pada kalimat fi’il  dan tidak pada kalimat isim ?

Suhli : Oh itu begini Lil, menurut ulama’ nahwu kalimat isim dihukumi sebagaimana kalimat yang ringan, sebab dilalahnya Cuma satu yaitu menunjukkan arti pekerjaan atau kata benda saja. Sedangkan fi’il dhukumi kalimat yang berat, sebab dilalahnya dua yaitu menunjunjukkan arti peerjaan dan zaman/waktu. Dan orang arab menghukumi i’rob jar sebagai harokat yang paling berat, dan menghukumi i’rob jazem sebagai harokat yang paling ringan, dengan demikian agar terjadi keseimbangan, maka kalimat yang berat diberi i’rob yang ringan (fi’il diberi i’rob jazem), sedangkan kalimat yang ringan diberi i’rob yang berat (isim diberi i’rob jar). Itu namanya adil…dalam ilmu nahwu aja harus adil kok, bagaimana dengan prilaku kita ? wah jadi ceramah dah..

Kholil : Hehe ya ya benar Li..sangat masuk akal. Termasuk yang kurus dapat yang gemuk ya gak ? (dengan bercanda) 

Suhli : Haha bisa juga kamu Lil, oklah istirahat aja..

Kholil : Ok ok 

PPSD-Lamongan-Paciran

Subscribe to receive free email updates:

5 Responses to "Pembagian i'rob versi percakapan"

hay Shobat Belajar Nahwu Santuy, Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan. atau dapat request tema..