Pengertian i'rob versi percakapan



بَابُ اْلإِعْرَابِ)  اَلْإِعْرَابُ هُوَ تَغْيِيْرُ أَوَاخِرِ اْلكَلِمِ لاِخْتِلاَفِ اْلعَوَامِلِ الدَّاخِلَةِ عَلَيْهَا لَفْظًا أَوْ تَقْدِيْرًا)
I’rob adalah perubahan akhir kalimat disebabkan masuknya amil yang berbeda-beda, baik perubahan secara lafdhi atau taqdiri.

Keterangan :
(Tadarrus) 

Suara lantunan al Qur’anpun mulai terdengar. Seperti biasa aktifitas masyarakat tadarusan sehabis tarawih di masjid. Banyak masyarakat yang berantusias mengikuti tadarusan ini, termasuk kang Suhli dan teman-temannya, Kali ini giliran kang Suhli Untuk membaca al Quran. Setelah selesai membaca kang Suhlipun menuju serambi masjid guna menghampiri teman-teman yang lain dengan mengucapkan salam.

Suhli : Assalamua’laikum …

Kholil : Wa’alaikumussalam

Suhli : Sudah baca al Qur’an ta Lil ? (nama akrap teman Shuli yang bernama Kholil)

Kholil : Sudah to … malah q yang mulai tadi (senyum tipis) .ini lo q lagi belajar nahwu yang dulu pernah diajarin ustadz Roziqin, eh…kok membingungkan yah ..hehe (garuk-garuk kepala)

Suhli : Oalah bab apa…? Kalau masalah nahwu bilang dong dari tadi he. (dengan bercanda)

Kholil : “Bab i’rob”, walah belom apa-apa sudah gitu, jangan-jangan “tong kosong nyaring bunyinya” (merasa kesal)

Suhli : Haha ya dibuktikan aja..

Kholil : Menurutmu gimana pengertian i’rob itu ?

Suhli : I’rob yaitu berubahnya huruf akhir suatu kalimat, disebabkan berbeda-bedanya amil yang masuk padanya, perubahan tersebut baik secara lafadz atau taqdir (dikira-kira). Contoh lafadz زَيد...coba saya tanya dulu, saya tahu kamu tambah bingung kok. 

Kholil : Kok tahu ?

Suhli : Ya kelihatan alisnya dari tadi gabung terus haha (ngakak). Nih kira-kira kalau kamu ditanya lafadz زَيد dibaca bagaimana ?

Kholil : Ya gak tahu Li..

Suhli : Maka dari itu, lafadz زَيد sebelum kemasukan Amil dibaca waqof, maksudnya tidak di i’robi juga tidak dimabnikan, tidak dibaca rofa’ menjadi زَيْدٌ, tidak juga dibaca nashab atau jar seperti زَيْدًا atau زَيْدٍ. Tetapi lafadz زَيد yang tidak jelas bacaannya tadi, setelah kemasukan amil semisal amilnya berupa lafadz جَاءَ (amil yang menuntut ma’mul dibaca rofa’). Maka menjadi جَاءَ زَيْدٌ. Atau amilnya berupa lafadz رَأَيْتُ (amil yang menuntut ma’mul dibaca nashob), maka menjadi رَأَيْتُ زَيْدًا. Atau amilnya berupa amil jar seperti lafadz مَرَرْتُ بِ (amil yang menuntut ma’mul dibaca jar), maka menjadi مَرَرْتُ بِزَيْدٍ. Lah perubahan huruf akhir pada lafadz زَيد dari دًا، دٌ sampai دٍ  yang disebabkan masuknya amil yang berbeda-beda tuntutannya kepada lafadz زَيد disebut dengan i’rob. Gimana masih bingung ta Lil..? pokoknya sampai kamu angkat tangan deh. Hehe

Kholil : Amil itu apa sih Li? Kok nuntut-nuntut segala..(merasa bingung)

Suhli : Ohh, amil itu yah sesuatu sebangsa lafadz seperti lafadz جَاءَ tadi, atau sebangsa makanwi, yang menghasilkan makna (fa’il, maf’ul dan idlofah) dan menuntut adanya i’rob pada lafadz setelahnya. Contoh tadi yah.. جَاءَ زَيْدٌ (Zaid datang). Lafadz جَاءَ itu disebut amil yang menuntut lafadz setelahnya mempunya makna fa’il atau pelaku, biasanya kalau makna jawa dimaknai dengan “sopo” kenapa ayo coba Lil ?

Kholil : Ya.. karena Lafadz جَاءَ yang namanya datang hanya membutuhkan pelaku siapa yang datang. Dan tidak membutuhkan objeknya..benar gak Li ?

Suhli : Ya bener… sekali. Itulah yang dimaksud dengan amil menghasilkan makna fa’il. dan pada akhirnya lafadz زَيْدٌ dibaca rofa’. Dan ini yang dimaksud dengan amil menuntut adanya i’rob pada lafadz setelahnya. Gimana sangat jelas kan ?

Kholil : Sangat jelas sekali Li..(dengan semangat), tapi perubahan secara lafdhi atau taqdiri itu gimana lagi yah Li ?

Suhli : Oh perubahan secara lafadz itu maksudnya, contoh seperti berubahnya huruf akhir lafadz زَيد dari دًا، دٌ sampai دٍ  itu berubah dalam ucapan, yang dapat dirasakan dan bisa dilihat dalam tulisan. Sedangkan perubahan secara taqdiri itu, berubahnya huruf akhir sebuah lafadz dengan dikira-kirakan berubah, dan tidak ada perubahan dalam ucapan, tidak bisa dirasakan dan tidak dapat dilihat. Contoh : جَاءَ مُوْسَى، رَأَيْتُ مُوْسَى، مَرَرْتُ بِمُوْسَى. Coba tak Tanya dulu Lil..dari lafadz مُوْسَى  ketika dimasuki amil tadi kelihatan berubah tidak huruf akhirnya ?

Kholil : Tidak, semua dibaca مُوْسَى walaupun dalam keadaan rofa’, nashob dan jar. 

Suhli : Ya benar sekali, tapi Lil lafadz مُوْسَى itu pada hakikatnya berubah karena dimasuki amil yang berbeda-beda tadi. Hanya saja perubahan itu tidak ditampakkan atau dikira-kirakan. Andaikan ditampakkan berubah maka lafadz جَاءَ مُوْسَى، رَأَيْتُ مُوْسَى، مَرَرْتُ بِمُوْسَى bacaannya menjadi جَاءَ مُوْسَىُ، رَأَيْتُ مُوْسَىَ، مَرَرْتُ بِمُوْسَىِ. Begitu..
Kholil : Ya ya ya mulai paham..wah kamu kok joz gitu Li..(tersipu malu)

Suhli : Makanya lihat orang itu tidak bisa dipandang Dhohirnya saja, jangan-jangan pada hakikatnya dia lebih bisa dari kita..wah kayak i’rob taqdiri juga deh hahaha   

Kholil : Ok ok skalangkong (terima kasih: Bhs Madura) besok-besok kalau belom paham tak Tanya lagi yah Li..?

Suhli : Apa yang enggak buatmu Lil..! (dengan rayuan mautnya)

Kholil : Ih geli banget deh..haha ok ok.


PPSD-Paciran-Lamongan

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengertian i'rob versi percakapan"

Post a Comment

hay Shobat Belajar Nahwu Santuy, Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan. atau dapat request tema..