Pembagian kalam versi percakapan


وَأَقْسَامُهُ ثَلاَثَةٌ : اِسْمٌ وَفِغْلٌ وَحَرْفٌ جَاءَ لِمَعْنًى
Artinya : Dan pembagian kalam itu ada tiga : isim, fi’il dan huruf yang memiliki makna.


Penjelasan
(Silaturrahim)

Suhli    : Assalamualaikum Komandan…Sibuk ndan ?

Fathur : Alaikum salam Li, biasa santai Li..gak Sholat Taraweh ta Li,,? kok sudah disini.

Suhli    : Wah Sudah ndan..setting banter Dan. Hahaha “jare konco seng penting kan ada tuma’ninae ndan”..he (sambil lalu melirihkan suaranya kepada Fathur).

Fathur : Huahahaha iso ae. Monggo-monggo, santai yah kalau pengen dapat kopi..

Suhli   : Siap ndan, katanya kalau tamu adalah raja ndan..., maka suguhilah sebaik mungkin, termasuk dengaan Kopi. “kalau ada sama temannya kopi” (sambil memberi isyaroh, dengan menghirup telunjuk jarinya).

Fathur : Ancen puinter tenan koe Li… Li…(sambil menggeleng-gelengkan kepala).

Suhli    : Lah piye gak pintar ndan katanya kalau kalam perkataannya harus jelas gak neko-neko, yaaa tak perjelas semua aja ndan, biar kelihatan kalau sudah mahir bab “kalam” he..

Fathur : Hemmm, berbicara tentang kalam itu, tidak cukup hanya pengertiannya..

Suhli    : Terus gimana ndan..?

Fathur : Yahhh harus tahu juga pembagian kalam. Pengen tahu gak ?

Suhli   : Yah ndan pengen lah, belajar nahwu kalau komandan yang jelasin suka suka suka (sambil menirukan gaya bahasanya Upin Ipin).

Fathur : Hahaha, (merasa lucu), begini, kalam atau kalimat itu terbagi menjadi tiga, pertama, kalimat isim, kedua kalimat fi’il dan ketiga kalimat huruf. Lanjut gak ? kok belum apa-apa alisnya sudah gabung.? (Tanya Fathur pada Suhli)

Suhli   : He, kalau orang ganteng yah begini ini ndan, alisnya agak gabung. (sambil tersipu malu), lanjut donggg !

Fathur : Tak bahas dari yang pertama yah, kalimat isim itu apah sih ?

Suhli    : Ehmmm, isim isim…oh ya ndan aku tahu “nama” ya kan ndan.. ?

Fathur : Kok nama ?

Suhli    : Dulu pernah belajar bahasa arab ndan, dulu dipondok kalau ada santri putri lewat tak panggil مَااسْمُكِ ? biar kelihatan ke arab arabban gitu ndan. Benar kan ndan yang tadi ?  he

Fathur : Ancen potongane awakmu ngono, cari kesempatan terus, haha. Ya benar, isim itu arti bahasa Indonesianya adalah “kata benda” secara bahasa, isim itu artinya yah nama, nama apa saja yah isim. Tapi bukan secara bahasa yang dikehendaki, tapi secara istilah dalam ilmu nahwunya.

Suhli    : Ohhh terus maksudnya isim ? jadi penasaran deh..

Fathur : Santai…, kalimat isim itu adalah kalimat yang menunjukkan makna dengan sendirinya dan tidak bersamaan dengan zaman, seperti zaman madli, zaman hal dan zaman istiqbal. Aku tahu kamu itu masih bingung. Ya gak ?
Suhli     : Hehe, tahu aja kamu ndan ? (tersipu malu) 

Fathur : Begini begini... “menunjukkan makna dengan sendirinya” itu artinya, apabila kalimat itu tanpa disandingkan atau dirangkai dengan kalimat lain, orang yang mendengarkan pasti tahu maknanya apa. Contoh ketika dikatakan قَلَمٌ" " maka orang pasti tahu kalau artinya adalah “Pena” tanpa harus menunggu kalimat lain untuk mengetahui makna pena.

Suhli    : Terus yang dimaksud tidak bersamaan dengan zaman ndan ?

Fathur : “Tidak bersamaan dengan zaman” itu maksudnya kalimat isim seperti lafadz قَلَمٌ" " kita tidak perlu menyisipkan kata yang memiliki zaman atau waktu, menjadi sudah pena (zaman madli), atau sedang pena (zaman hal), atau akan pena (zaman istiqbal). Cukup diartikan “sebuah pena” saja. Kalau yang bersamaan dengan zaman, itu hanya berlaku pada kata kerja (kalimat fi’il). Makanya penjelasan ini harus dilanjut biar gak ngambang..he gmn ? masih bingung ?

Suhli   : Paham ndan..  Ada contoh lain lagi gak (sambil tersenyum). Cuma biar tambah srek..he

Fathur : Hemm apa yah,,? Oh gini aja. Li..ini Rokok. Tahu kan ?

Suhli   : Yah tahu lah ndan.. Anak kecil aja tahu kalau ini Rokok apalagi Sampoerna Mild (sambil mengangkat jempolnya). Haha

Fathur : Lahhh, ketika dikatakan rokok semua orang pasti tahu itu rokok, tidak mungkin mreka katakan roti, hikhik. Dan tidak saya katakan, sudah rokok, sedang rokok atau akan rokok. Ya kan? Lah itu namanya kalimat isim atau kata benda.  Tapi kalau kamu, sudah merokok. Ini beda lagi. Haha 

Suhli    : Mantul mantul..hehe lanjut ndan…!

Fathur : Ok, yang kedua kalimat fi’il, lah kalau yang ini gampang yang penting sudah paham yang pertama. 

Suhli    : Iya ta? Lanjut.

Fathur : Kalimat fi’il adalah kalimat yang menunjukkan makna dengan sendirinya dan bersamaan dengan zaman, seperti zaman madli, zaman hal dan zaman istiqbal. Jadi kalau fi’il itu sama dengan kalimat isim sma-sama menunjukkan makna, hanya saja kalau fi’il ditambah bersamaan dengan zaman. Kalau kalimatnya menunjukkan makna disertai zaman lampau, maka disebut fi’il madli. Contoh : نَصَرَ (Sudah menolong). Kalau kalimatnya menunjukkan makna disertai zaman sedang atau akan, maka disebut fi’il mudlori’. Contoh : يَنْصُرُ (Sedang/akan menolong). Kalau kalimatnya menunjukkan makna perintah atau harapan disertai zaman akan terjadi, maka disebut fi’il amar. Contoh : أُنْصُرْ (Tolonglah !). mau Tanya contoh lain..? sedotlah rokokmu ! hahaha 

Suhli  : Haha siapppp…huffff (bunyi tarikan nafas ketika menyedot rokok). Masih ada ndan.. habiskan dan..pung-pung masih tinggal setengah rokoknya..he

Fathur : Ok yang ketiga dalah kalimat huruf, kalimat huruf adalah kalimat yang menunjukkan makna apabila dirangkai dengan kalimat lain. Contoh lafadz هَلْ (apa) فِيْ (di) لَمْ (tidak).

Suhli     : Seperti biasa ndan, diperjelas lagi,.he

Fathur : Ya ya ya, sudah tahu..hem. Maksud dari “mempunyai makna apabila dirangkai dengan kalimat lain” adalah, lafadz فِيْ maknya tidak akan bisa dipahami kalau tidak disandingkan dengan kalimat lain. Jadi lafadz فِيْ yang maknanya (di), harus disandingkan dengan lafadz lain agar maknanya dapat dipahami, seperti disandingkan dengan lafadz المَدْرَسَةُ (sekolah), maka menjadi فِيْ المَدْرَسَةِ yang artinya “di Sekolah” kalau seperti itu orang yang mendengar akan paham maksud dari kalimat tersebut. Itulah huruf.
Apa…? Mau Tanya contoh lain ? langsung tak jawab aja, kutahu gayamu. 

Suhli    : Haha ok ok.

Fathur : Contoh lain seperti kamu yang selalu ngejomblo kehidupannya gak jelas, maka agar jelas ya harus disandingkan dengan orang lain, itupun kalau orangnya mau sama kamu. Hahahaha (tertawa lepas).

Suhli   : Isooo ae…ok ok Dan sangat memuaskan..jadi tambah termotivasi saya ndan untuk mencari pendamping, biar jelas satatusku. Hik hik..bantu yah ndan..! (saraya merayu)..

Fathur : Wani piro…? Ok gampang yang penting besok kita bahas lagi..
BACA JUGA : Tanda-tanda kalimat isim versi percakapan

Suhli    : Wih siapppp grak..pamitan yah ndan.. Assalamualaikum.

Fathur : Wa’alaikum salam.


   مختصر جدا صــ 5

PPSD-Lamongan-Paciran-Drajad


Subscribe to receive free email updates:

5 Responses to "Pembagian kalam versi percakapan"

hay Shobat Belajar Nahwu Santuy, Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan. atau dapat request tema..